Minggu, 08 Mei 2011

PUISI LUKA SEMESTA

Aku kalut dipelukan kabut,
Tak terasa hangat mentari saga,
Tak terasa sejuk semilir angin,
Mati rasa aku diribaan pagi.
Kutatap ranting pepohonan merunduk,
Sang raja hijau kering tak bergoyang,
Gunung tetap bisu terpaku,
Memendam amarah kulit terkoyak.
Mata bergenang hati bergeming,
Pedih pilu menatap embun yang pergi,
Ketika sang langit runtuh bergemuruh,
Ketika mentari saga menyembunyikan raga.
Lengang sunyi suara tercekat,
Tak ada lagi kata yang membentuk suara,
Hanya diam menahan remuk redam,
Menatap semesta yang mulai meradang.
Sebelum hari ini,
Bias mega menghangatkan raga,
Sungai tenang tak beriak,
Ombak bergulung menyerak buih,
Semua apa adanya.
Hari ini,
Bias mega menghanguskan raga,
Sungai meluap menghanyutkan semesta,
Ombang bergulung naik menggunung,
Ada apa dengan semua ini??
Hanya menuai tanya tak ada jawabnya,
Hanya berpendapat namun tak bertindak,
Hanya melihat namun enggan mengerti,
Persetan masa depan yang penting hari ini.
Entah bagaimana semesta di hari depan,
Hari ini saja tampak begini,
Meletus sana-sini,
Menyeruak ganas tak berperi.
Manusia menengadah pada semesta,
Malah mengoyak perut bumi tak terperi,
Monggores luka di tubuh bumi bulat ini,
Jika kelak bersua bencana,
Terpontang-panting menyelamatkan diri.


karya : Nurzila ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUAT TEMAN-TEMAN SEMASA SMAKU, AKU MENCINTAI KALIAN.